Saya baru
banget lulus kuliah, sangat semangat untuk mencari pekerjaan. Niatnya, hari ini
saya mau melamar jadi guru infaller di salah satu sekolah bagus di daerah Villa
Dago. Perjalanan dari rumah saya (jatiwaringin, bekasi) ke ciputat sekitar 2,5
jam karena macet. Ditambah lagi perjalanan dari ciputat ke Villa Dago Pamulang
sekitar 1 jam. Bisa dibayangkan betapa mumetnya saya selama perjalanan karena
kamacetan.
Setelah
sampai di Villa Dago Pamulang, ternyata saya harus naik ojeg karena jarak ke
sekolahnya sekitar 500m. Dalam hati jauh bener ini meski dengan niatan
seandainya diterima ngajar disekolah ini, saya akan tinggal dirumah paman di
benda pamulang tapi masih tetap jauh. Selama perjalanan pergi menuju tkp memang
sudah hujan sedang.
Hanya
butuh waktu 10 menit berada disekolah tersebut, karena hanya menaruh lamaran
kerja di bagian personalia yayasan sekolah. Sontak saya kebingungan karena
tidak ada satu pun tukang ojeg didekat sekolah. Sebelum itu saya jelaskan,
bahwa villa dago itu komplek perumahan yang luas sekali dan ternyata daerah ini
belum lama dibangun. Satu persatu orang dengan sepeda motornya melewati saya,
saya pun hanya bisa menengok semoga yang lewat adalah tukang ojeg.
Setelah
beberapa menit saya berjalan dengan memakai payung karena hujan ringan, sambil
berdoa semoga Allah melindungi perjalanan saya karena komplek ini masih sepi
dan rawa – rawa. Hujan memang salah satu waktu yang ijabah untuk berdoa. Allah
Maha Mendengar. Allah Maha Melihat. Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baiknya
pelindung.
Seorang
bapak-bapak menghampiri saya dan bertanya, “mau kedepan komplek neng?”. Tanpa
curiga dan hati tenang saya menjawab, “iya pak, tukang ojeg yah?”.
Dengan
senyuman bapak itu pun menjawab, “bukan, bapak juga mau kedepan beli bensin,
hayu bareng bapak kedepannya neng. Disini sepi.”
Dan lagi
tanpa curiga saya langung naik ke motor si bapak dengan tidak melihat jelas
wajah si bapak.
Horooooooor
banget yak.. hahaha
Maksud
saya, karena hujan dan si bapak memakai jas ujan sehingga saya tidak terlalu
jelas melihat wajah si bapak.
Sepanjang
perjalanan menuju depan komplek, kami pun mengobrol. Alhamdulillah si bapak
ternyata baik, beliau adalah guru masak di SMK Perhotelan. Umurnya sih sekitar
60-an, perawakan tinggi, putih, pokoknya bapak – bapak banget deh.. hehe
(garing.. kriiik.. kriiiik..)
Sambil
mengobrol saya teringat ternyata tadi pagi, saya menolong ibu-ibu yang belum
tau kampung rambutan. Padahal saya hanya menunjukan angkot yang akan kerambutan
sekalian karena saya juga akan kerambutan. Karena berterima kasih si ibu pun
membayarkan ongkos angkot saya. Rejeki di pagi hari.
Kembali
lagi ke perbincangan dengan si bapak tadi. Si bapak pun bercerita layaknya
orang tua yang sedang mengantar anaknya. Bapakpun mendoakan supaya saya lulus
atau diterima bekerja. Semoga bapak dan sekeluarga selalu dalam keadaan sehat,
panjang umur, dan diberi rejeki yang halal, tayyiban, barakah. Amin J
Hikmahnya
: “benar sekali, jika kita menolong hamba Allah, maka Allah yang akan menolong
kita. Allah Maha Penolong tanpa TAPI”
By : Siti Laila Khairani
AS
16/03/2015 19:06 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar